Monday, January 11, 2016
Jodoh.... Oh.... Jodoh.... Siapakah yang Menentukan???
Dahulu ada seorang pelajar yang sudah menentukan hari pernikahannya dengan calon istri, tapi si calon istri malah menikah dengan orang lain. Tak kuat menerima pukulan ini, pelajar lalu jatuh sakit dan tidak sembuh-sembuh. Keluarganya lalu mencari tabib terkenal kemana-mana tapi semuanya tidak berdaya. Dalam sekejap si pelajar nafasnya sudah senen kemis. Hingga saat itu, ada seorang bhiksu setempat lewat, bersedia menemui si pelajar. Berdiri di depan tempat tidurnya, mengambil sebuah cermin dan menyuruhnya melihat.... Pelajar melihat laut lepas, sebuah mayat perempuan telanjang terbaring di pantai. Orang pertama lewat, melihatnya, geleng-geleng kepala, lalu pergi. Orang kedua lewat, membuka bajunya, menutupi mayat perempuan tersebut, lalu pergi. Orang ketiga lewat, menggali lubang, dengan sangat hati-hati mengubur mayatnya. Dalam keraguan, pemandangan dalam cermin berganti.... Pelajar melihat calon istrinya, dalam suasana pesta kawin hingga saat penutup kepala diangkat oleh suaminya.... Pelajar tidak dapat melihat dengan jelas maka Bhiksu menjelaskan, "Mayat prempuan yang ada di pantai itu, adalah kehidupan lalu calon istrimu. Kamu adalah orang kedua yang lewat itu, yang memberi dia pakaian, dia jatuh cinta pada kamu dalam kehidupan saat ini hanya untuk membayar kembali cinta kamu. Orang yang akan dia balas budinya seumur hidup itu, adalah orang terakhir yang menguburnya, orang itu adalah suaminya saat ini." Pelajar menjadi sadar, terduduk dari tempat tidurnya, penyakitnya sembuh!
Jodoh – tidak boleh dipaksakan. Apa yang seharusnya milikmu, cepat atau lambat tetap milikmu; yang bukan milikmu, biar kerja keras bagaimanapun, juga tidak akan dapat. Tetapi biar kapan pun, jangan pernah melepaskan pencarian kamu terhadap yang sejati, baik dan indah serta nilai kehidupan manusia. Dunia ini, bila dibilang besar ya besar dibilang kecil ya kecil. Meski kau dan aku sudah mempunyai janji di kehidupan lalu, tetap harus pakai hati untuk mencarinya. Aku sangat peduli bahwa kamu adalah temanku, sangat menghargai, sangat menghargai ---kamu. Aku jarang menelpon kamu... bukan berarti .....tidak memikirkan kamu, tapi khawatir mengganggu kamu yang sedang sibuk. Maka itu aku sering mengirim pesan chat kepada kamu, melambangkan adanya jodoh di setiap pengiriman karena aku senantiasa peduli pada kamu. Di dalam hati sanubariku, selalu ada suatu perasaan, rasa haru dan rasa bersyukur. Aku ingin bersama kamu berbagi karangan ini, karena kamu adalah temanku. Mengirim kabar menggembirakan, menerima kabar membahagiakan, berbagi adalah suka cita, bersedia berbagi dengan kamu, menikmati indahnya hidup ini!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Janganlah berbuat jahat Tanamlah sebanyak-banyaknya kebajikan Sucikan hati dan pikiran Itulah ajaran para Buddha Membunuh dan kar...
-
Pada suatu hari saat Sang Buddha berdiam di Anatapindika Jetavana Arama, pada waktu itu Ananda bertanya : Mengapa nasib /akibat Karma se...
-
Semasa hidup Sang Buddha, kota Savatthi merupakan ibukota kerajaan Kosala yang diperintah oleh Raja Pasenadi Kosala. Beliau, putra Maha ...
-
Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar mama dan papa berbicara tentang adik kecilnya, Georgi. Georgi sakit keras dan mereka...
-
Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Taiwan, seorang supir taksi yang sedang dalam perjalanan pulang ketika dia mendengar suara menakutka...
-
FYI, trenggiling adalah binatang pemakan serangga, terutama semut dan rayap. Seorang pejabat Tiongkok beserta beberapa kolega, ketika...
-
Lanjut lagi jalan-jalan ke Belitung - Day 3 Dari hari pertama liatnya pantai dan laut, sekarang mari kita jelahahi pesona lain di Pulau B...
-
Sebuah Renungan Motivasi Sumber foto : http://wishesmessages.com/thank-you-messages-for-dad-thank-you-notes-for-father/ Pada detik-de...
-
Saya ingin berbagi cerita pendek yang menurut saya sungguh menyentil sanubari kita, terutama untuk orang Indonesia. Cerita ini saya dap...
-
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak gadisnya yang tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai an...
No comments:
Post a Comment
please leave your comment...^^