Pages

Thursday, December 22, 2011

SABDA SANG BUDDHA TENTANG SEPULUH JENIS KEBAIKAN YANG DIPERBUAT OLEH IBU KEPADA ANAKNYA

Pertama, kebaikan di dalam memberikan perlindungan dan penjagaan selama anak di dalam kandungan.
Sebab-sebab dan kondisi-kondisi dari banyak kalpa yang terkumpul bertumbuh menjadi berat, sehingga dalam hidup ini anak berakhir dalam kandungan ibunya. Dengan berlalunya bulan, kelima organ penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, keenam alat indera mulai tumbuh. Badan ibu menjadi seberat gunung. Diamnya dan gerakan-gerakan janin adalah laksana bencana angin kalpic. Baju-baju ibu yang cantik tidak dapat dipakai dengan baik lagi. Dan begitu juga cerminnya pun berdebu.
Kedua, kebaikan dalam menanggung derita selama kehamilan.
Kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan penanggalan Candra Sengkala. Dan puncaknya ialah kesulitan dengan makin dekatnya kelahiran. Sementara itu, setiap pagi ibu merasa sangat sakit, dan sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban. Ketakutannya dan kegelisahannya sukar dilukiskan, kesedihan dan air mata memenuhi dadanya. Dia dengan khawatir mengatakan kepada keluarganya, bahwa ia hanya takut maut akan menimpa dirinya.
Ketiga, kebaikan untuk melupakan semua kesakitan begitu anak telah lahir.
Pada saat ibu akan melahirkan anak, kelima organ tubuh terbuka lebar, menyebabkan dia sangat letih dalam badan dan pikiran. Darah mengalir laksana seekor domba yang disembelih. Tetapi, ketika mendengar anaknya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan kegembiraan yang melimpah. Tetapi, sesudah kegembiraan, kesedihan datang kembali, dan rasa sakit kembali mengaduk-aduk bagian dalam tubuhnya.
Keempat, kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis untuk anak.
Kebaikan kedua orang tua sangat besar dan dalam, penjagaan dan pengabdiannya tidak pernah berhenti. Tidak pernah beristirahat, ibu senantiasa menyimpan yang manis untuk anak, dan tanpa mengeluh menelan yang pahit bagi dirinya. Cintanya amat besar dan emosinya sukar tertahankan, kebaikannya adalah mendalam dan begitu juga kasihnya. Hanya menginginkan anak mendapat cukup makanan. Ibu yang kasih tidak membicarakan kelaparannya sendiri.
Kelima, kebaikan untuk memindahkan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri di tempat yang basah.
Ibu rela berada di tempat yang basah agar dengan demikian anak dapat di tempat yang kering. Dengan kedua payudaranya dia memuaskan rasa lapar dan haus sang anak. Menutupi dengan kainnya, dia melindungi anak dari angin dan dingin. Dalam kebaikan, kepala ibu jarang lega di atas bantal. Dan bahkan ia melakukannya dengan gembira selama anak dapat merasa senang. Ibu yang baik tidak mencari penghiburan bagi dirinya sendiri.
Keenam, kebaikan menyusui anak pada payudaranya dan memberi makan serta memelihara anak.
Ibu yang baik adalah bagaikan bumi yang besar. Ayah yang tegar laksana langit yang mengasihi. Yang satu melindungi dari atas, yang lainnya menunjang dari bawah. Kebaikan orang tua adalah sedemikian rupa sehingga mereka tidak membenci atau marah terhadap anaknya, dan tetap menyukainya, sekalipun anak terlahir lumpuh. Sesudah ibu mengandung anak dalam kandungannya dan melahirkannya. Orang tua bersama-sama memelihara dan melindunginya sampai akhir hayatnya.
Ketujuh, kebaikan dari membersihkan yang kotor.
Mula-mula ibu mempunyai wajah yang cantik dan tubuh yang indah. Semangatnya kuat dan bergelora. Alis matanya seperti daun willow hijau yang segar. Dan warna kulitnya bagaikan mawar merah jambu. Tetapi, kebaikan ibu begitu dalam sehingga dia melepaskan wajah yang cantik. Sekalipun mencuci yang kotor merusak badannya. Ibu yang baik bertindak hanya demi untuk kepentingan putra-putrinya. Dan dengan rela menerima kecantikannya yang memudar.
Kedelapan, kebaikan dari selalu memikirkan anak bila dia berjalan jauh.
Kematian dari orang yang dicintai sukar terlukiskan penderitaannya. Tetapi berpisah dari yang dikasihi juga sangat menyakitkan. Bila anak berjalan jauh. Ibu merasa khawatir di kampungnya. Dari pagi hingga malam, hatinya selalu bersama anaknya. Dan air mata berderai jatuh dari matanya. Seperti monyet menangis diam-diam, demikian dalam cinta seorang ibu pada anaknya. Sedikit demi sedikit hatinya hancur.
Kesembilan, kebaikan karena kasih sayang yang dalam dan pengabdian.
Alangkah besarnya kebaikan orang tua dan gejolak emosinya! Kebaikan mendalam dan sukar membalasnya. Dengan rela mereka menderita untuk kepentingan anaknya. Bila anak bekerja berat, orang tua merasa tidak senang. Bila mereka mendengar bahwa dia berjalan jauh, mereka khawatir bahwa pada waktu malam sang anak berbaring kedinginan. Bahkan kesakitan sebentar yang diderita putra-putrinya, akan menyebabkan orang tua lama bersusah hati.
Kesepuluh, kebaikan dari rasa welas asih yang dalam dan simpati.
Kebaikan orang tua adalah besar dan penting. perhatiannya yang lemah lembut tidak pernah berhenti. Dari saat mereka bangun tiap pagi, pikiran mereka adalah pada anaknya. Apakah anak-anak dekat atau jauh, orang tua selalu memikirkan mereka. Sekalipun seorang ibu hidup untuk seratus tahun, dia akan selalu mengkhawatirkan anaknya yang berumur delapan puluh tahun. Inginkah Anda mengetahui bilakah kebaikan dan cinta yang demikian itu berakhir? Ia bahkan tidak pernah berkurang hingga akhir hidupnya. 
Sumber : Sutra Kasih yang Mendalam dari Orang Tua dan Kesulitan untuk Membalasnya. 

Selamat Hari Ibu
Namo Amitofo


1 comment:

  1. Buat kalian-kalian yg mau part time, disini tempatnya.. klik http://www.penasaran.net/?ref=nn9q6f lalu masukan nama + email anda

    ReplyDelete

please leave your comment...^^

Popular Posts