Pada suatu hari di sebuah kota
kecil di Taiwan, seorang supir taksi yang sedang dalam perjalanan pulang ketika
dia mendengar suara menakutkan yang berasal dari sisi jalan – yang ternyata
adalah suara tangisan bayi perempuan yang ditelantarkan di pinggir jalan, tersembunyi
di balik semak-semak. Dengan perasaan terkejut, supir taksi itu membawa bayi
perempuan itu pulang ke rumahnya. Dia dan istrinya, yang telah lama menginginkan
kehadiran seorang anak, sangat senang dengan karunia tak terduga itu dan
memutuskan untuk merawat bayi perempuan itu seperti putri kandung mereka
sendiri.
Seiring berlalunya waktu, mereka
menyadari bahwa gadis kecil itu memiliki kesulitan berkomunikasi; dan bahkan dokter
mendiagnosis bahwa gadis kecil itu terlahir tuli dan bisu. Meskipun kenyataannya
menyedihkan , mereka tetap mencintai gadis kecil itu dan tetap akan membesarkannya
seperti putri mereka sendiri. Bayi itu tumbuh menjadi seorang gadis cerdas yang
berhasil lulus dari sekolah luarbiasa dan diterima di universitas seni
bergengsi di kota. Perasaan orang tuanya bercampur aduk; bahagia dan bangga
karena putri mereka diterima masuk ke universitas bergengsi, tapi sedih sebab
biaya yang tinggi dan putri mereka akan tinggal jauh dari mereka. Demi impian putrinya,
mereka memutuskan untuk bekerja keras hingga larut malam dan menabung sebanyak
mungkin.
Hidup memang tak dapat diduga dan
diluar kuasa manusia untuk mengendalikannya. Ketika gadis itu ditahun kedua
kuliah , ayahnya tewas dalam sebuah kecelakaan saat tugas mengemudi. Gadis itu
tahu betapa mahal biaya kuliah dan dia memutuskan untuk berhenti kuliah agar
dapat membantu dan menemani ibunya di rumah. Ibunya sangat tersentuh oleh
ketulusan putrinya, namun dia bersikeras untuk mengirimi putrinya uang setiap
bulan untuk melanjutkan kuliahnya. Ibunya berkata bahwa itu adalah impian
mereka untuk melihat putri mereka meraih gelar universitas dan itu akan
menggagalkan tujuan mereka jika dia memutuskan untuk menyerah.
Setelah bertahun-tahun kerja
keras, gadis itu lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan sukacita dalam
hatinya dan ijazah di tangannya, dia segera pulang ke rumahnya di desa. Namun
anehnya, ketika dia tiba dan mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Gadis itu
sangat terkejut ketika tetangganya memberitahukannya bahwa sebenarnya ibunya
telah meninggal dunia setahun yang lalu. Ibunya meminta tetangganya bersumpah
untuk menyimpan berita kematiannya sebagai rahasia, untuk terus membalas surat
putrinya dan untuk mengirim sisa tabungannya setiap bulan kepada putrinya. Tetangganya
juga mengungkapkan rahasia terbesar dari semuanya : bahwa gadis itu bukanlah putri
kandung mereka, tetapi mereka mencintainya melebihi apapun walau dia cacat.
Gadis itu terpukul dan air
matanya mengalir tanpa henti dari matanya. Di depan makam orang tuanya, gadis
itu berdoa untuk kebahagiaan mereka. Dan untuk mengenang serta mengungkapkan
rasa terima kasihnya untuk cinta yang tak ternilai dan pengorbanan dari orang
tuanya, dia menulis sebuah puisi istimewa yang berjudul ‘Gan En De Xin’ (The
Thankful Heart).
– Cerita ini disampaikan oleh Mr.Andrie
Wongso dalam A Dhamma Talk by Andrie Wongso-Indonesia’s Leading Motivational
Speaker
Sumber : Newsletter Connection
edisi September 2011
Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah atas nama agama kami, mengadakan perang, menyerbu suatu negara, walaupun dengan tujuan menyebarkan agama kami, dan tidak pernah mendukung perbuatan seperti itu.
We are born with two eyes in front because we must not always look behind, but see what lies ahead beyond ourselves.
We are born to have two ears -one left, one right so we can hear both sides, collect both the compliments and criticisms, to see which are right.
We are born with a brain concealed in a skull then no matter how poor we are, we are still rich, for no one can steal what our brain contains, packing in more jewels and rings than you can think.
We are born with two eyes, two ears, but one mouth for the mouth is a sharp weapon, it can hurt, flirt, and kill.
Remember our motto: talk less, listen and see more.
We are born with only one heart, deep in our ribs it reminds us to appreciate and give love from deep within.
No comments:
Post a Comment
please leave your comment...^^