Pages

Saturday, June 24, 2017

Kisah Inspiratif : Remaja Penabrak BMW

Sumber Gambar : Wikipedia
Apakah Anda pernah membaca peristiwa seorang remaja murid SMA yang menabrak kendaraan BMW lalu meninggalkan surat permintaan maaf dan uang hasil kerjanya?

Xue Zhan Min, pemilik kendaraan tersebut terkesan oleh kejujurannya dan memutuskan untuk mencari remaja tersebut guna mengembalikan uang yang ia tinggalkan, juga membiayai sekolahnya. Dalam rangka menemukan remaja jujur tersebut, pihak kepolisian berusaha mencari alamat yang bersangkutan dengan mengunjungi pos polisi untuk memantaunya melalui rekaman gambar kamera sirkuit.

Akhirnya dapat dipastikan bahwa remaja lelaki tersebut bernama Chen Yi Fan yang sehari-hari tinggal di rumah kakeknya di  Chuk Yuen Village. Chen Yifan sedikit panik begitu melihat kasusnya diberitakan di media. Ia sebelumnya ada mencatat nomor telepon pemilik mobil dan berencana untuk mengangsur biaya perbaikan mobil yang menjadi tanggungannya dengan mencari uang lewat bekerja.
Oleh karena ia tidak memberitahu kedua orangtuanya yang bekerja di kota Chang Chun, Tiongkok.

Akibat beritanya sudah tersebar, ia terpaksa menelepon ibunya untuk menceritakan kejadian yang ia alami dan meminta pendapat. Mendengar hal itu ibunya segera pulang dan mengajak Chen Yi Fan untuk menemui pemilik kendaraan. Setelah bertemu muka, ibunya berjanji akan membayar seluruh biaya perbaikan kerusakaan yang ditimbulkan oleh anaknya. Namun di luar dugaan Xue Zhan Min tidak setuju dengan hal itu.

Dia menjelaskan bahwa ia memang meminta bantuan polisi untuk mencari alamat Chen Yi Fan tetapi bukan karena ingin mengejar uang ganti rugi. Itu dilakukan karena terkesan dengan kejujuran yang ditunjukkan Chen Yi Fan dan ingin memberikan bantuan kepadanya.

Beberapa hari kemudian, Xue Zhan Min meminta putrinya pergi ke rumah Chen Yi Fan dan  menyerahkan uang kontan 10.000 Yuan sebagai bantuan untuk membayar biaya sekolahnya. Chen Yi Fan beserta keluarga bersikeras untuk menolak menerima uang tersebut.

“Saya yang berbuat salah dan sampai sekarang pun saya masih merasa bersalah. Saya sudah sangat bersyukur karena dibebaskan dari membayar ganti rugi. Bagaimana saya tidak malu untuk menerima uang bantuan ini ?” kata  Chen Yi Fan.

Putri Xue Zhan Min lalu menjelaskan bahwa ia datang menemuinya hanya untuk menyerahkan apa yang pernah dijanjikan ayahnya. Bila Chen Yi Fan bersikeras untuk membayar ganti rugi perbaikan mobil, itu bisa dipenuhi setelah kelak lulus sekolah dan sudah berpenghasilan. Seorang polisi yang ikut datang bersama juga memberikan saran serupa. Akhirnya ia baru mau menerima dana yang penuh dengan kasih sayang di dalamnya.

Sesungguhnya, Xue Zhan Min yang menjabat Direktur Hongli Teknologi Perlindungan Lingkungan di kota Shao Xing sempat naik pitam begitu melihat mobil BMW yang sedang diparkir di tepi jalan mengalami kerusakan. Kerusakan berupa kaca spion bagian kiri, pintu dan bagian belakang mobil tergores sepanjang sekitar 20 cm. Ia tidak menemukan orang yang membuat kerusakaan berada di sekitar, ia mengira orangnya sudah melarikan diri.

Ketika ia sedang memeriksa bagian lain dari mobil kesayangannya apakah ada yang rusak, ia menemukan sebuah gulungan kertas yang disisipkan di gagang pintu mobil. Di dalamnya berisikan uang kontan 311 Yuan dan tulisan yang berbunyi, “Paman yang terhormat, akibat saya tidak berhati-hati dalam berkendara, spion mobil Anda jadi rusak, membuat saya sangat menyesal. Saya adalah murid sekolah Dinas Pertambangan, memanfaatkan liburan musim dingin untuk bekerja di kota. Ada sedikit uang saya tinggalkan untuk biaya perbaikan, meskipun saya tahu bahwa itu jauh dari cukup. Tetapi karena saya sudah tidak memiliki uang lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

Xue Zhan Min terkesan setelah membaca isi tulisan di secarik kertas itu. Ia sadar bahwa biaya perbaikan kerusakan itu tidak seberapa baginya, tetapi tidak kecil bagi Chen Yi Fan. Oleh karena itu ia berubah pikiran. Ia memutuskan untuk membantu anak remaja tersebut yang berani bertanggung jawab atas kesalahannya. Ia kemudian meminta bantuan polisi untuk menemukan alamat yang bersangkutan.

Ketika diwawancara oleh media ia mengatakan, “Hai, anak yang jujur, di mana Anda berada? Mungkin hidup keluarga Anda lebih sulit. Biaya perbaikan mobil mungkin menjadi momok bagi Anda, tetapi Anda tidak perlu khawatir sekarang karena perbaikan sudah selesai dilakukan. Uang ganti rugi tak perlu lagi Anda pikirkan. Saya hanya ingin segera menemui Anda untuk mengembalikan uang hasil kerja Anda. Jika Anda bermasalah, saya bersedia mengulurkan tangan bantuan buat Anda, membantu Anda menyelesaikan sekolah, bahkan membantu untuk mencarikan pekerjaan kelak setelah Anda lulus.”

Dengan dibantu oleh polisi, Xue Zhan Min berhasil merealisasikan keinginannya, memperoleh alamat remaja itu dan memberikan bantuan uang. Ibu dari Chen Yi Fan mengatakan bahwa ia hidup dalam keluarga yang tidak kaya harus sepanjang tahun bekerja bersama suami di kota lain. Ia memiliki 2 orang putri dan seorang putra yang pengawasannya dititipkan kepada kakek-nenek mereka.

Putranya kini bersekolah di SMA kelas 2. Ia termasuk anak yang penuh pengertian dengan hari-hari  tinggal di asrama sekolahan, liburan sekolah selalu dimanfaatkan untuk mencari uang dengan bekerja. Meskipun ia sadar bahwa putranya itu bekerja keras, tetapi ia mendukung keputusannya, mendukung putranya itu sejak usia dini sudah belajar bermandiri.

Banyak anak-anak sekarang sudah kehilangan perilaku berkualitas seperti yang dimiliki  Chen Yi Fan. Chen orangnya jujur dan bersedia menanggung beban tanggung jawab. Semoga ia memiliki masa depan yang cerah.

Sungguh betapa bernilainya arti sebuah kejujuran....

LEPASKAN SEMUA BURUNG PIPIT ITU PERGI (KISAH NYATA)

Ada satu kisah nyata yang menarik yang terjadi di Tiongkok yang dimuat dalam buku The Love of Life.
Sumber Gambar : https://assets.hmetro.com.my/images/articles/b83c7c8a-f270-4f60-8d8b-4de58c528a07.transformed.jpg
Fan adalah nama seorang suami yang tahu persis bahwa istrinya menderita penyakit TBC yang tidak mudah untuk disembuhkan, tetapi dia menjaganya dengan lembut dan sepenuh hati.
“Apakah kamu merasa lebih baik hari ini?” tanya Fan berusaha menghibur isterinya.
“Terimakasih….atas…perhatianmu,” istrinya berkata sambil terengah-engah kesakitan. 
Fan meminta dokter terbaik di Chingkou, Chen Shihying untuk mengobati istrinya. Dokter Chen memeriksa istrinya dengan hati-hati dan menyuruh Fan untuk menunggu.
“Ada satu cara untuk mengobatinya, sebab dia cukup parah,” kata dokter tersebut.
“Ambil seratus kepala burung pipit, dan buat mereka menjadi obat sesuai resep ini. Kemudian hari ketiga dan ketujuh makan otak burung pipit tersebut. Ini adalah rahasia turun-temurun dari nenek moyangku, dan tidak pernah gagal. Tetapi ingat, kamu harus mempunyai seratus burung pipit. Tidak boleh kekurangan satu pun.”
Fan ingin sekali menolong istrinya, sehingga ia langsung pergi membeli seratus burung pipit. Burung-burung itu berdesakan dalam satu sangkar yang besar. Mereka menciap-ciap dan berlompatan sangat memilukan, sebab tempatnya terlalu sempit bagi mereka untuk menikmati diri mereka sendiri. Bahkan mungkin mereka tahu kalau mereka akan dibunuh.
“Apa yang kau lakukan pada burung-burung tersebut?” tanya Nyonya Fan.
“Ini adalah resep special dokter Chen! Kita akan membuat mereka menjadi obat dan kamu akan segera sembuh,” suaminya dengan gembira menjawab.
“Tidak, jangan lakukan itu!” Nyonya Fan duduk di atas ranjangnya.
“Kamu tidak boleh mengambil seratus nyawa untuk menyelamatkan satu nyawa saya! Saya lebih baik mati daripada membiarkan kamu membunuh semua burung pipit itu untukku!”
Fan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
“Kamu benar-benar mencintai saya,” dia melanjutkan, “Lakukan sesuai permintaan saya. Buka sangkarnya dan lepaskan semua burung pipit itu pergi. Lalu jika saya mati, maka saya akan meninggal dengan tentram.”
Apa yang dapat Fan lakukan?
Fan membawa sangkar itu ke hutan kemudian ia membebaskan semua seratus burung pipit itu. Mereka terbang ke dalam semak-semak dan pohon-pohon dan bernyanyi serta berciap-ciap. Mereka terlihat amat senang karena bebas.
Dalam beberapa hari, Nyonya Fan dapat bangun dari ranjang lagi, walaupun dia tidak minum obat apa-apa. Teman-teman dan saudara-saudaranya berdatangan untuk memberinya selamat karena kesembuhannya yang cepat dan relatif singkat dari penyakit mengerikan itu. Semuanya sangat bahagi!
Tahun berikutnya, keluarga Fan memperoleh bayi laki-laki yang amat sehat dan lucu, tetapi yang agak aneh dan menambah kelucuannya adalah di setiap lengannya terdapat sebuah tanda lahir kecil berbentuk seperti burung pipit!
________________
Renungan :
Pelepasan makhluk hidup (Fang Shen) adalah merupakan tindakan nyata yang tumbuh dari benih Cinta Kasih kita kepada sesama makhluk hidup. Dengan menyelamatkan dan melepaskan makhluk tersebut ke alam bebas, yang didasari oleh pengharapan agar semua makhluk hidup berbahagia dan bebas dari penderitaan, sesungguhnya kita telah melakukan perbuatan yang sangat mulia dan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Para Buddha sepanjang zaman.
Dalam Kitab Suci Tipitaka, Anguttara Nikaya III: 203, Sang Buddha mengajarkan lima aturan moral (sila) yang dikenal dengan Pancasila Buddhis. Salah satu dari lima sila tersebut adalah bahwa seorang umat Buddha bertekad melatih diri menghindarkan diri dari “Pembunuhan Makhluk Hidup”.
Pembunuhan, apapun bentuk dan alasannya adalah merupakan perbuatan kejahatan, karena pembunuhan berarti mengakhiri kehidupan makhluk lain.
Jika kita sebagai manusia memiliki keinginan untuk hidup, serta tidak ingin kehidupan kita dirampas dan dipenjara oleh makhluk lain, demikian juga yang dirasakan dan diinginkan oleh makhluk lain. Hal ini adalah hukum alam kehidupan yang tidak dapat dipungkiri. Tetapi mungkin kita sering berusaha untuk mengingkarinya dengan lebih mengutamakan kepentingan diri kita sendiri dengan anggapan bahwa kepentingan kita jauh lebih diatas dan lebih berharga daripada kepentingan makhluk lain.
Ingatlah selalu Ajaran Sang Buddha yang terangkum dalam sebait syair indah yang berbunyi:
Sabba pappasa akaranam,
Kusala uppasampada,
Sacitta pariyodapanam,
Etam Buddhanam sasanam

Tidak melakukan segala bentuk kejahatan,
senantiasa mengembangkan kebajikan
dan membersihkan batin;
inilah Ajaran Para Buddha.

Jadilah Elang Bukan Bebek (Melipatgandakan Kesuksesan)

Sumber gambar : http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/11/30/583e3d9689855-3-motivasi-menggapai-kesuksesan-meski-kamu-tidak-terlahir-dari-keluarga-kaya_641_452.jpg


Suatu ketika, Harvey Mackay sedang menunggu antrian taksi di sebuah bandara. Kemudian, sebuah taksi mengkilap muncul dan mendekatinya. Sang supir taksi pun keluar dengan berpakaian rapi, dan segera membukakan pintu penumpang. Sang supir kemudian memberi Harvey sebuah kartu dan berkata, "Nama saya Wally.Sementara saya memasukkan barang bawaan ke bagasi, silakan membaca pernyataan misi saya."
Jadilah elang...
Elang membumbung tinggi di angkasa.
"Di tahun pertama saya sebagai elang, penghasilan saya naik dua kali lipat. Tahun ini mungkin menjadi empat kali lipat. Anda beruntung bisa mendapatkan saya hari ini. Saya tak menunggu di pangkalan lagi. Pelanggan saya menelpon saya atau meninggalkan pesan di mesin penjawab. Jika saya tak bisa menjemput mereka sendiri, saya meminta bantuan teman saya.”


Harvey kemudian membaca kartu tersebut, yang tertulis “Misi Wally: Mengantar pelanggan ke tempat tujuan dengan cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat.”

Harvey sangatlah terkejut, terutama setelah ia melihat bagian dalam taksi yang sangat bersih. Di belakang kemudi, Wally berkata, “Apakah Anda ingin kopi? Saya punya yang biasa dan tanpa kafein.” Harvey pun berkata “Tidak, saya ingin minuman ringan saja.” Dan ternyata, Wally menjawab, “Tak masalah, saya punya pendingin dengan Coke biasa dan Diet Coke, air, serta jus jeruk.” Dengan terkagum-kagum, Harvey berkata “Saya mau Diet Coke saja.” Setelah memberikan Diet Coke, Wally pun kembali menawarkan “Jika Anda ingin membaca, saya punya The Wall Street Journal, Time, Sports Illustrated dan USA Today."

Ketika taksi mulai berjalan, Wally kembali menawarkan radio mana yang ingin didengar oleh Harvey. Tapi ternyata masih ada lagi; Wally menanyakan apakah AC nya sudah pas dengan pelanggannya tersebut. 

Selama perjalanan, Harvey pun penasaran. “Apakah kau selalu melayani pelanggan seperti ini, Wally?” tanya Harvey. Wally kelihatan tersenyum dari kaca taksinya. “Tidak selalu, malah baru di dua tahun terakhir. Di tahun pertama, saya banyak mengeluh seperti kebanyakan supir taksi. Kemudian saya mendengar Wayne Dyer di radio yang mengatakan bahwa ia baru saja menulis buku berjudul  ‘You’ll See It When You Believe It’. Ia mengatakan bahwa jika Anda bangun dan mengharap hal buruk terjadi, maka itu hampir pasti terjadi. Dia juga berkata, 
Berhenti mengeluh! Berbedalah dari pesaing Anda.
Jangan menjadi bebek.
Bebek menguik dan mengeluh.
Hal ini menohok saya. Ia sedang membicarakan saya, jadi saya mengubah sikap dan memilih untuk menjadi elang. Saya melihat supir taksi lain, dan saya melihat bahwa mobil mereka kotor, mereka tidak ramah, dan pelanggan mereka tidak senang. Jadi saya memutuskan untuk membuat perubahan sedikit demi sedikit. Ketika pelanggan suka, saya meningkatkannya.”

“Pasti kau sudah merasakan manfaatnya”, kata Harvey. "Tentu saja," Jawab Wally. 


Cerita Wally memang sangat inspiratif. Ia memberi layanan sebuah limo dari sebuah taksi, melipatgandakan penghasilan, karena ia memilih untuk menjadi elang dan bukannya bebek yang mengeluh.

Jangan tunda lagi! Ambil langkah Anda! Raih kesempatan Anda! Berhenti mengeluh!

Popular Posts