Pages

Friday, July 27, 2012

Permata Berharga Si Burung Kecil

Alkisah, tersebutlah seekor burung dengan kicauan merdu yang hidup di sebuah taman indah. Setiap hari burung tersebut mengicaukan senandung paling merdu, memuji dan memuja Sang Maha Pencipta dan menyenangkan semua orang yang mendengarkannya.
Taman tersebut dirawat seorang tukang kebun yang serakah. Suatu hari, si tukang kebun membuat perangkap dan berhasil menangkap burung tersebut. Burung kecil itu memohon dibebaskan dan berjanji akan memberitahu tiga rahasia yang paling penting.
Karena sangat serakah, tukang kebun pun segera melepaskan si burung kecil. Sesuai janji, burung kecil itu lalu menyampaikan tiga rahasia tersebut.
Pertama, jangan pernah percaya semua yang Anda dengar.
Kedua, jangan menyesali kehilangan sesuatu yang tak pernah dimiliki.
Ketiga, jangan pernah melepaskan sesuatu yang ada dalam genggaman karena ingin mendapatkan sesuatu yang lain dan belum pasti.
Sesudah mendengar ketiga saran tersebut, si tukang kebun sangat marah. Dia sudah tahu rahasia tersebut sejak kecil.
“Dasar curang. Tak bisa dipercaya. Kamu menipu saya!” teriaknya berang.
“Jika kamu benar-benar tahu ketiga rahasia ini, terutama rahasia ketiga, kamu pasti tak akan melepasakan saya,” kata burung kecil tenang.
“Di dalam badan saya ada 3 ons permata yang paling berharga. Siapa pun yang memiliki permata ini, apa pun permintaannya akan dikabulkan,” lanjutnya.
Mendengar hal ini, si tukang kebun makin meradang dan menyumpahi dirinya sendiri karena telah melepaskan burung tersebut. Si burung dengan tenangnya menjelaskan, berat badannya kurang dari setengah ons. Semua orang yang bisa melihat pasti tahu, mustahil ada 3 ons permata tersembunyi di dalam badan sekecil itu.
Si tukang kebun makin marah, lalu mengambil galah dan mengayunkannya ke burung kecil. Segera si burung kecil terbang ke pohon tinggi dan kembali menambahkan,
“Kamu tak pernah memiliki permata tersebut di tangan tapi menyesal karena kehilangan permata itu. Dan kamu melepaskan saya karena percaya pada kata-kata saya.”
Sebelum terbang pergi, si burung kecil berpesan kepada tukang kebun, untuk mencamkan baik-baik ketiga rahasia ini dan menjadi orang yang bijaksana.

Thursday, July 19, 2012

Seni Berbicara


Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny)  

Demikian pentingnya seni berbicara, seorang guru besar yang bernama Yi Lin Fa Shi menceritakan kisah seorang petani yang telah menolong seekor anak beruang yang tercebur di sebuah selokan. Ibu beruang selalu mengingat budi petani itu. Karena itu, ketika desa tempat tinggal petani mengalami kebanjiran dan petani mengungsi ke atas bukit, bertemu kembali dengan keluarga beruang, mereka dengan senang hati memberikan penginapan dan pelayanan yang baik untuk petani. Bahkan ibu beruang meminta maaf apa bila ada pelayanan mereka yang tidak memuaskan. Petani mengatakan, bahwa pelayanan mereka sangat baik tetapi ia tidak tahan dengan bau tubuh beruang itu. Ibu beruang tidak marah, ia meminjam kapak petani dan memukul kepalanya sendiri dengan kapak itu, kemudian mengembalikannya kepada petani. Selang beberapa lama kemudian, saat mereka bertemu kembali dan petani bertegur sapa dengan beruang itu, petani baru menyadari ternyata hati beruang itu terluka karena perkataannya waktu itu.
Teman se-Dharma, dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan simpatik, kita tidak hanya harus berbaik hati, ringan tangan membantu orang lain, akan tetapi kita harus memperhatikan pula cara berkomunikasi . Sungguh sayang, bila kita berbuat karma baik, akan tetapi cara bicara kita menyakitkan orang, sehingga perbuatan baik kita diterima, namuh orang tidak menghargai, bahkan membenci kita. Bila orang bersimpati kepada kita, maka kita akan mudah mendapatkan dukungan, sehingga bertambahlah jalan untuk sukses.
Orang yang berhati tidak baik umumnya mudah mengobral janji dan berkata manis yang berlebihan. Jangan karena serakah, kita terlena dan tidak melihat fakta, sehingga tertipu, pandai-pandailah menyimak pembicaraan orang, apakah ia mempunyai maksud tertentu? Demikianlah orang dapat tertipu karena ucapan yang manis, orang bisa sakit hati karena kata-kata yang menyakitkan. Untuk itu ada 4 tips seni berbicara :
Dalam menyampai maksud, bila ekspresi lawan bicara tidak memperhatikan, maka jangan diteruskan.
Ketika menyampaikan maksud, ciptakan kondisi yang menyenangkan.
Menyampaikan maksud kepada orang lapangan atau orang yang sibuk, lebih baik to the point/sesederhana mungkin.
Menyampaikan maksud kepada pelajar harus mengunakan ilustrasi.
Sumber : Pencerahan Batin oleh Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny).

Friday, July 13, 2012

Surat untuk Adik

Hari ini, keluargaku mengadakan doa peringatan setahun meninggalnya adikku, Erik. Mama memesan makanan kesukaan Erik, es krim vanilla dan cake stroberi untuk suguhan tamu. Aku masih ingat kali terakhir kami makan es krim bersama. Mama menyiapkan ruang tamu dengan air mata terus bercucuran. Seperti biasa, Papa tak banyak bicara. Rasanya kesedihan ini tak akan berakhir.
Aku masuk ke kamarku, menangis diam-diam. Dan mencoba menulis surat untuk Erik, sesuai pesan terakhirnya,
“Kalau saya meninggal, jika perlu sesuatu, tulis saja surat kepadaku. Ikatkan pada balon dan biarkan terbang.”
Kali ini, aku ingin menuliskan semua kenangan sejak Erik lahir.
Erik, adikku tersayang
Sebelum kamu lahir, aku anak satu-satunya di rumah. Apa pun yang kuinginkan, selalu aku dapatkan. Meskipun senang, rasanya sepi juga di rumah sendirian. Karena itu, ketika Mama bilang, aku akan segera punya adik, rasanya senang sekali. Kubayangkan adik kecilku yang hebat. Wajahmu mungkin akan mirip aku. Kubayangkan, kita akan selalu bersama. Makan bersama, bermain bersama dan jalan-jalan bersama.
Ketika kamu lahir, tak puas-puasnya aku memandangimu. Memegang tanganmu yang mungil, membelai pipimu yang halus lembut. Wajahmu mungil, lucu sekali.
Saat Mama membawamu pulang, kupamerkan kamu kepada teman-temanku. Mereka senang melihatmu. Kadang, mereka mencubitmu pelan pertanda sayang, tapi kamu diam saja. Dan kamu selalu diam tak bergerak, setiap kali disentuh.
Ketika kamu berumur 5 bulan, Mama dan Papa mulai risau. Sepertinya ada yang tidak beres denganmu. Sepertinya kamu tak pernah bergerak dan tak berasa jika disentuh. Suara tangisanmu juga terdengar aneh, hampir mirip bunyi anak kucing. Papa dan Mama lalu membawa berobat ke banyak dokter. Penyakitmu baru ketahuan ketika diperiksa dokter kedua belas. Katanya kamu menderita sindrom ‘tangisan kucing’.
Mama menanyakan seperti apa penyakitmu. Kata dokter, kamu tak pernah akan bisa berjalan, tak akan bisa bicara. Menurut dokter, 1 diantara 50.000 bayi mengalami kondisi ini dan menderita kecacatan. Mama dan Papa kaget. Hatiku kesal, mengapa kamu harus mengalami kejadian buruk seperti ini. Ketika sampai di rumah, Mama menggendongmu sambil menangis. Aku memandangimu dan sedih, kamu tak akan bisa seperti anak lainnya. Aku takut jadi omongan teman-teman, adikku cacat. Dan aku melakukan sesuatu yang sama sekali tak terduga, ‘tidak mengakui kamu sebagai adikku’. Papa dan Mama tidak tahu. Tapi aku keraskan hatiku, tak akan menyayangimu. Hatiku makin keras ketika melihat Papa dan Mama memberikan banyak perhatian dan kasih sayang kepadamu. Dengan berlalunya hari, rasa kesal berubah menjadi rasa marah, dan lalu jadi benci.
Mama tak pernah menyerah. Mama merasa harus berbuat sesuatu demi hidupmu. Setiap kali Mama meletakkan mainan di dekatmu, kamu berguling, bukan merangkak seperti bayi lain. Mama tampak sedih setiap kali mengambil mainan itu dan menyimpannya kembali. Mengikat perutmu dengan busa sehingga kamu tidak berguling. Kamu meronta, menangis, dan mengeluarkan suara seperti bunyi anak kucing. Tapi Mama tetap tidak menyerah.
Lalu suatu hari, kamu membantah kata-kata para dokter. Kamu mulai merangkak. Melihat ini, Mama yakin, kamu akan bisa jalan, ketika kamu masih merangkak pada umur 4 tahun, Mama meletakkan kamu di rerumputan di pekarangan rumah. Dan kamu ditinggalkan di sana. Kadang, aku melihat kamu dari jendela, tersenyum melihat kamu kelabakan karena tak senang rumput mengenai kulitmu. Kamu akan merangkak ke jalan semen, tapi Mama membawamu kembali ke rumput. Terus dan terus begitu setiap kali kamu merangkak ke jalan semen. Sampai suatu hari, Mama melihat kamu menarik dirimu ke atas begitu kakimu menyentuh rumput.
Mama tertawa dan menangis, lalu berteriak memanggil Papa. Papa memelukmu dan menangis. Aku melihat semua ini dari jendela kamarku.
Mama lalu mulai mengajarimu bicara, membaca, dan menulis. Sejak itu, kadang aku melihatmu berjalan ke luar rumah, membaui bunga-bunga, mengamati burung-burung, atau hanya senyum sendiri. Aku mulai melihat indahnya dunia lewat matamu. Di saat itu aku sadar, kamu adalah adikku, dan sekeras apa pun usahaku untuk membencimu, aku tak akan bisa karena aku mulai sayang padamu.
Sejak itu, kita sering main bersama. Aku membelikan mainan dan memberikan semua rasa sayangku kepadamu. Dan kamu akan membalasnya dengan tersenyum dan memelukku.
Tapi aku merasa, sepertinya kami tak akan pernah benar-benar bisa memilikimu. Pada ulang tahunmu yang ke-10, kamu menderita sakit kepala parah. Diagnosis dokter, kamu menderita leukemia. Mama menangis. Papa segera memeluknya. Aku ikut menangis. Di saat itu, aku merasa makin sayang kepadamu. Aku ingin setiap saat bersamamu, tak ingin berjauhan darimu.
Menurut dokter, satu-satunya harapanmu untuk hidup adalah cangkok sumsum tulang belakang. Kamu jadi berita karena mencari donor di seluruh negara. Ketika akhirnya ditemukan donor yang cocok, kamu sudah terlalu lemah. Dokter memutuskan pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi.
Meskipun sangat menderita, kamu tetap bersemangat dan gembira. Sebulan sebelum meninggal, kamu menyuruh aku membuatkan daftar tentang hal-hal yang ingin kamu lakukan jika keluar dari rumah sakit. Sesudah itu, kamu minta dokter untuk mengizinkan kamu pulang ke rumah.
Di rumah, kita makan cake stroberi, es krim vanilla, memancing ikan, menerbangkan layang-layang, melepas balon. Di saat itu kamu berkata,
“Kalau saya sudah meninggal nanti, jika perlu sesuatu, kirim saja surat ke surge. Ikatkan pada tali balon dan terbangkan.”
Aku menangis dan kamu memelukku. Sesudah itu, kamu sakit lagi dan kembali masuk ke rumah sakit.
Pada hari terakhir hidupmu, kamu minta air, minta punggungmu digosok, minta dipeluk. Mendekati detik terakhir, kamu kejang. Air matamu bercucuran. Kamu berusaha bicara, tapi kata-katamu tidak keluar. Aku tahu apa yang ingin kamu katakan.
“Aku dengar,” bisikku.
Untuk terakhir kalinya aku berkata,
“Aku akan selalu sayang padamu. Aku tak pernah akan melupakanmu. Jangan takut. Kamu akan segera bersama Tuhan di surga.”
Lalu, dengan air mata berlinang deras, aku melihat anak laki-laki yang paling berani, menghembuskan napas terakhir. Papa, Mama, dan aku menangis sampai rasanya tak ada lagi air mata yang bisa dikucurkan. Kamu akhirnya pergi meninggalkan kami untuk selamanya.
Sejak itu, kamu adalah sumber inspirasiku. Kamu mengajariku untuk mencintai hidup, menikmati hidup sampai sebesar-besarnya. Dengan kesederhanaan dan kejujuran, kamu menunjukkan kepadaku dunia yang penuh cinta dan perhatian. Kamu membuat aku sadar, yang paling penting dalam hidup ini adalah terus mencinta tanpa bertanya mengapa atau bagaimana. Tanpa menetapkan syarat atau batasan apa pun. Terima kasih adik kecilku, untuk semua ini.

Thursday, July 12, 2012

Buddha Bersabda Hukum Karma (Sebab Akibat)

Janganlah berbuat jahat
Tanamlah sebanyak-banyaknya kebajikan
Sucikan hati dan pikiran
Itulah ajaran para Buddha
Membunuh dan karma pembunuhan
Buddha mengatakan segala karma yang dibuat manusia dan segala buah karma yang diterima dikarenakan sebab yang berbeda-beda seperti dikehidupan ini berumur pendek karena apa? Karena dikehidupan lalu banyak membunuh makhluk  hidup, ini hanya salah satu sebab, dalam kitab suci mengatakan dikehidupan yang lalu yang membunuh dia adalah saya. Dikehidupan ini yang membunuh saya adalah dia. Karma pembunuhan adalah sangat berat dan mengerikan. Kamu membunuhnya dikehidupan ini, dikehidupan yang akan datang dia akan membunuhmu tak mengenal waktu. Orang yang mempunyai karma membunuh setelah meninggal, kalau reinkarnasi lagi akan hidup berpenyakitan dan berumur pendek (walaupun tak mati akan sekarat). Semut walaupun kecil tapi dia adalah salah satu makhluk hidup di alam semesta ini, dia adalah Buddha Bodhisatva dimasa akan datang, makanya tidak boleh dibunuh.
Dari seluruh Dharma…..
Jasa orang tua adalah yang terbesar
Ayat anjuran Maitreva mengenai bakti menyebutkan
 Di dalam keluarga ada dua Buddha
Sayangnya, banyak orang tidak menyadarinya
Tidak perlu dihiasi dengan emas ataupun warna-warni
Tidak perlu pula diukir dari cendana
Lihat saja kepada Ayah dan Ibu-mu
Mereka adalah Sakyamuni dan Maiteravi
Jika dapat memberikan persembahan kepada mereka
Itu telah melebihi segala jasa kebajikan yang lain
Sutra Sebab dan Akibat
Buddha Bersabda Tentang Hukum Karma
Ketika Hyang Buddha berada di kota Rajagaha, 1.250 orang Arahat datang berkumpul bersama para makhluk lainnya. Pertemuan para Arahat tersebut dinamakan Caturangasannipata. Mereka berkumpul di Veluvanarama (Vihara Hutang Bambu) dan waktu itu tengah hari pada saat Purnama-sidhi di bulan Magha. Waktu itu Yang Mulia Ananda datang mendekati Hyang Buddha, Ia member hormat dengan beranjali dan mengelilingi Hyang Buddha tiga kali (berpradaksina). Setelah member hormat, Ia dengan sopan duduk di satu sisi, kemudian Yang Mulia Ananda berkata kepada Hyang Buddha :
“Guru, mengapa semua makhluk yang dilahirkan selalu dicengkram oleh dukkha (derita) seperti lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha (ketidaktahuan), tidak menghormati Buddha Dharma, tidak berbakti kepada orang-tua, tidak bermoral, tidak menjalankan Sila. Generasi ini menjadi kacau seperti benang kusut, rumput munja dan gelabah, sehingga tidak dapat terbebas dari apaya (alam neraka), duggati (alam binatang), vinipata (alam keruntuhan) dan samsara (lingkaran tumimbal lahir).
Banyak diantara makhluk itu terlahir tuli, buta, bisu, idiot, cacat dan lainnya, saling bersaing, saling merugikan, saling memusuhi, saling membenci, saling membunuh, saling berbuat jahat dan tidak adil. Bagaimana kita dapat mengerti rahasia Kesunyataan (Hukum Realita) apa yang tersembunyi di balik kenyataan hidup ini. Dan apakah akibat buruk dari setiap perbuatan jahat yang dilakukan oleh manusia?
Semoga Guru berkenan menjelaskan kepada kami sebab-musabab dari semua perbedaan-perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan terhadap keadilan dan kebenaran?”
Hyang Buddha bersabda : “Ananda, perhatikan dengan baik, Aku akan menerangkan tentang Hukum Karma. Sebenarnya, segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan ini dikarenakan akibat dari karma lampau yang berbuah, yang diwariskan dari perbuatan pada kehidupan yang lampau. Karma-lah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam alam kehidupan ini : ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang bahagia, ada yang menderita, ada yang sempurna, ada yang cacat, ada yang dipuji dan ada yang terhina.”
Kemudian Hyang Buddha melanjutkan dengan mengucapkan syair di bawah ini :
“Segala sesuatu sudah ditentukan oleh karma lampau. Percaya dan tekun mengamalkan Sutra ini akan membawa kebahagiaan dan keberhasilan yang tiada taranya.
O, para bhikkhu, Aku akan membuat syair contoh untukmu, karena dengan contoh maka orang-orang pintar akan dapat mengerti makna dari apa yang dikatakan.”

Akibat
Sebab
Menjadi pejabat pemerintah dikehidupan ini
Membangun patung Buddha dikehidupan lalu
Memiliki mobil mewah dan alat transportasi lainnya dikehidupan ini
Sering membangun dan memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak untuk kepentingan umum dikehidupan lalu
Selalu mempunyai pakaian berkecukupan dikehidupan ini
Sering menyumbangkan pakaian kepada para Biksu dan orang miskin dikehidupan lalu
Selalu mempunyai makanan berkecukupan dikehidupan ini
Sering menyumbangkan makanan kepada fakir miskin dikehidupan lalu
Selalu kelaparan dan tak punya pakaian yang pantas dikehidupan ini
Hidup pelit tidak pernah menderma kepada fakir miskin dikehidupan lalu
Mempunyai tempat tinggal yang mewah dikehidupan ini
Sering membangun tempat suci dan tempat berlindung umum dikehidupan lalu
Selalu hidup makmur dan bahagia dikehidupan ini
Sering menyumbangkan pangan ke Vihara dikehidupan lalu
Punya rupa cantik atau tampan dikehidupan ini
Sering mempersembahkan bunga segar di depan altar Buddha dikehidupan lalu
Pintar dan bijaksana dikehidupan ini
Anda seorang vegetarian soleh dalam beragama dikehidupan lalu
Selalu disukai orang lain dikehidupan ini
Selalu membina hubungan yang baik dengan orang lain dikehidupan lalu
Suami istri hidup rukun dan saling setia (sukses dalam perkawinan)dikehidupan ini
Sering menghiasi altar Buddha dengan spanduk berisi syair ajaran Buddha dan macam-macam dekorasi/hiasan yang bagus dan pantas dikehidupan lalu
Mempunyai kedua orang tua yang lengkap dikehidupan ini
Selalu menghormati dan membantu orang yang sebatang kara dikehidupan lalu
Hidup sebatang kara dikehidupan ini
Sering menembak burung dikehidupan lalu
Punya banyak keturunan dikehidupan ini
Sering mencetak dan membagikan Sutra Buddha kepada umum dikehidupan lalu
Anak Anda mati muda dikehidupan ini
Anda telah membuang bayi perempuan Anda dikehidupan lalu
Tidak punya keturunan dikehidupan ini
Sering menghancurkan habitat bunga dikehidupan lalu
Berumur panjang dan sehat dikehidupan ini
Sering melepaskan makhluk hidup dikehidupan lalu
Berumur pendek dikehidupan ini
Sering membunuh makhluk hidup dikehidupan yang lalu
Tak punya jodoh dikehidupan ini
Telah berzinah dengan istri orang dikehidupan lalu
Hidup menjanda dikehidupan ini
Sering memperlakukan suami Anda dengan buruk dikehidupan lalu
Menjadi budak (kuli) dikehidupan ini
Tidak setia dan melupakan budi orang dikehidupan lalu
Mempunyai penglihatan yang bagus dikehidupan ini
Sering menyumbangkan minyak lampu ke Vihara dikehidupan lalu
Mengalami kebutaan dikehidupan ini
Sering menyesatkan orang dikehidupan  lalu
Bermulut sumbing dikehidupan ini
Sering meniup padam lampu di Altar Buddha dikehidupan lalu
Bisu dan tuli dikehidupan ini
Telah memarahi kedua orang tua dengan kata-kata kasar dikehidupan lalu
Berbadan bungkuk dikehidupan ini
Telah mengejek orang-orang yang menyembah Buddha dikehidupan lalu
Bertangan cacat dikehidupan ini
Telah menggunakan tangan untuk melakukan kejahatan (memukul / menyiksa makhluk hidup) dikehidupan lalu
Berkaki pincang dikehidupan ini
Dikehidupan lalu adalah seorang perampok
Terlahir sebagai kuda sapi dikehidupan ini
Tidak membayar hutang dikehidupan lalu
Terlahir sebagai anjing atau babi dikehidupan ini
Telah menipu dan mencelakakan orang dikehidupan lalu
Sering sakit-sakitan dikehidupan ini
Telah menyumbangkan arak dan daging kepada Bhiksu dikehidupan lalu
Berbadan sehat dan kuat dikehidupan ini
Sering menyumbangkan obat kepada orang sakit dikehidupan lalu
Masuk penjara dikehidupan ini
Telah melakukan kejahatan tak berperasaan dikehidupan lalu
Mati kelaparan dikehidupan ini
Sering menyumbat lubang ular dan tikus dikehidupan lalu
Mati keracunan dikehidupan ini
Sering meracuni ikan di sungai dikehidupan lalu
Hidup bernasib jelek dan tak punya teman dikehidupan ini
Sering mengkhianati orang dikehidupan lalu
Terlahir sebagai orang kerdil dikehidupan ini
Sering membaca Sutra Buddha sambil berbaring di lantai dikehidupan lalu
Menderita muntah darah dikehidupan ini
Telah membaca Sutra Buddha sambil makan daging dikehidupan lalu
Terlahir tuli dikehidupan ini
Sering tidak serius mendengar dan membaca Sutra Buddha dikehidupan lalu
Menderita penyakit kulit borok dikehidupan ini
Telah mempersembahkan daging di depan Altar Buddha dikehidupan lalu
Menderita bau badan tak enak dikehidupan ini
Telah menjual Hio / dupa palsu (Hio kotor) dikehidupan lalu
Bunuh diri dengan menggantung diri dikehidupan ini
Sering memburu binatang dengan menjerat menggunakan tali dan jala dikehidupan lalu
Kehilangan pasangan hidup yang dicintai dikehidupan ini
Dikehidupan lalu adalah seorang pencemburu dan iri hati
Mati kebakaran atau disambar petir dikehidupan ini
Berdagang dengan menipu timbangan dikehidupan lalu
Sering diserang binatang buas dikehidupan ini
Sering menciptakan permusuhan dikehidupan lalu
Menjadi cerdas dan bijaksana
Tekun membaca doa / sutra
Memiliki istri cantik dan berbudi
Sering menyebarkan Dharma
Mendapat jabatan tinggi
Membangun Vihara
Memiliki anak yang sukses
Melepaskan burung dan kura-kura
Membuat sukses dan bahagia
Membangun sekolah dan rumah sakit
Panjang umur dan bahagia
Melepaskan ika
Sehat terus
Menolong orang sakit
Mati digigit binatang
Bermusuhan, benci, dan dendam
Tidak dapat melahirkan
Abortus
Badannya korengan dan bisulan
Menyiksa binatang
Kesepian, korengan dan bau busuk
Iri hati
Miskin
Kikir
Kehilangan barang-barang
Mencuri
Punggungnya bengkak
Menertawakan siswa Buddha
Hidup lama di penjara
Berbuat kejam dan sadis
Mati keracunan
Mencuri makhluk hidup
Hidup sengsara dan menyedihkan
Tidak setia dan berkhianat
Mati kelaparan
Membuat orang kelaparan
Cebol dan pendek
Menghina orang miskin
Menderita penyakit korengan
Berdagang dengan tidak jujur
Ditinggalkan oleh kawan-kawannya
Bergosip
Sering menerima kata-kata yang tidak menyenangkan
Berkata kasar
Tidak dapat berbicara dengan jelas
Mengobrol kosong
Menjadi yatim piatu
Berburu binatang
Sering mendapat tuduhan palsu
Berdusta
Hidup sengsara dan kesepian
Memperkosa anak isteri orang lain
Kesepian
Menyeleweng dengan isteri atau suami orang
Matanya jadi buta
Menyesatkan orang dengan bacaan porno
Mabuk, ketagihan, dan tidak dihormati orang
Minum minuman keras
Rupa buruk
Cepat marah, lekas naik darah, untuk hal kecil saja yang diceritakan kepadanya

Sebab
Akibat
Apabila ada orang menyebarkan Sutra hukum karma dengan tekun dikehidupan ini
Dikehidupan yang akan datang akan selalu dihormati orang
Apabila ada orang mencetak dan membagikan kitab hukum karma kepada orang secara cuma-cuma
Dikehidupan yang akan datang akan  menjadi pemimpin
Apabila tidak percaya bahwa menjalani vegetarian adalah perbuatan berpahala
Dikehidupan yang akan datang hanya bisa melihat hidup orang lain bahagia
Menderma uang ditempat suci
Anda akan mendapat pahala berlimpah
Apabila ada orang berpergian dengan membawa kitab hukum karma
Semua mara bahaya akan terhindarkan
Jangan menganggap hukum karma tidak ada
Balasan tetap akan datang cepat atau lambat
Apabila ada orang menyebarkan kebenaran hukum karma
Dikehidupan yang akan datang akan terlahir sebagai orang yang bijaksana dan pintar
Apabila ada orang menghina ajaran hukum karma
Orang itu tidak akan bisa terlahir sebagai manusia dikehidupan yang akan datang
Apabila ada orang menulis Sutra hukum karma
Akan mempunyai keturunan terpelajar dan hidup bahagia
Apabila ada orang menerima dan menjalankan ajaran hukum karma
Semua Buddha dan Bodhisatva akan menyaksikan
Hukum karma tak akan habis dibabarkan
Perbuatan baik pasti akan berbuah dikemudian hari, Yang Maha Kuasa tidak akan merugikan orang yang baik hati
Apabila ada orang yakin akan hukum karma
Ia akan terlahir di Nirwana
Apa yang Anda perbuat dikehidupan yang lalu akan Anda terima dikehidupan ini
Berpakaianlah secara rapi dan sopan untuk menghormati Buddha
Menghias Buddha berarti menghiasi diri sendiri
Membangun patung Buddha berarti membangun diri sendiri
Apa yang Anda tabur, apa yang Anda petik
Menderita di Neraka harus menyalahkan siapa?
Jangan mengatakan jadi pejabat itu mudah, kalau dikehidupan yang lalu tidak melatih diri dan membuat kebajikan
Perbuatan baik dikehidupan yang lalu akan Anda nikmati dikehidupan ini
Perbuatan baik dikehidupan ini akan Anda nikmati dikehidupan yang akan datang
Jika Anda meragukan Hukum Karma, lihat bagaimana Maha Maudgalyayana bisa menyelamatkan ibunya dari penderitaan di neraka
Jangan menganggap enteng hukum karma
Perkataan Buddha adalah kebenaran jangan diabaikan
Sang Buddha bersabda : “Pemilik dan ahli-waris perbuatan adalah makhluk, perbuatannya adalah rahim dari mana ia lahir, kepada perbuatannya ia terikat, namun perbuatannya juga merupakan pelindungnya. Perbuatan apa pun yang ia lakukan, baik atau buruk, ia juga kelak yang menjadi ahli-warisnya. Perbuatanlah yang membuat manusia menjadi mulia dan rendah, kaya dan miskin, bahagia dan menderita.”
Setelah membabarkan Ajaran Karma kepada Ananda dan para Arahat, lalu Hyang Bhagava menambahkan : “Contoh yang telah Aku berikan hanya sebanyak setetes air dibandingkan contoh yang belum diberikan sebanyak air yang ada di sungai Gangga.” Kemudian Hyang Bhagava mengucapkan Ovada Patimokkha :
“Jangan berbuat kejahatan. Perbanyaklah perbuatan baik. Sucikan hati dan pikiranmu. Itulah Ajaran semua Buddha.” Kesabaran adalah cara bertapa yang paling baik.
Hyang Buddha bersabda :
“Nibbanalah yang tertinggi dari semuanya
Mereka bukanlah pertapa jika masih menindas orang lain,
Mereka bukan pula pertapa yang masih menyebabkan kesusahan orang lain.
Tidak menghina, tidak melukai,
Mengendalikan diri sesuai dengan tata tertib,
Makan secukupnya,
Senang hidup menyepi,
Dan senantiasa berpikir luhur.
Itulah Ajaran semua Buddha”.
Kemudian Yang Mulia Ananda berkata : “Pada generasi yang kacau-balau ini, banyak manusia yang telah mengisi kehidupannya dengan perbuatan-perbuatan jahat dikarenakan ketidak-tahuan mereka akan ajaran dan Hukum Karma. Kami sangat senang dan gembira, Guru. Dengan panjang lebar dan penuh cinta kasih Guru telah menguraikan Dharma, menjelaskannya bagai orang yang menegakkan kembali apa yang roboh, atau memperlihatkan apa yang tersembunyi, atau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat, atau membawa lampu di waktu gelap gulita, sambil berkata : itu Siapa yang punya mata, silakan melihat.
Demikianlah Dharma telah dibabarkan oleh Guru dalam berbagai cara, dan kami berjanji untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma mulai hari ini sampai akhir hayat kami. Begitu mulianya Dharma ini, sihingga bagi siapa saja yang menulis, membaca, mencetak, menyebarluaskan sutra ini, atau digunakan untuk memuja para Buddha, akan di anugerahi dengan kebahagiaan dan kesuksesan besar, dan kelak nanti setelah meninggal akan terlahir bahagia di Buddha-loka tempat para siswa Buddha bersemayam.”
Setelah Ananda berkata demikian, para Arahat, para bhikkhu, para upasaka, para dewa, para asura, para gandhaba, para makhluk halus lainnya menjadi gembira hatinya dengan kata-kata Hyang Bhagawa. Mereka berjanji akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma ini.
The Buddha Says :
Untuk mengetahui kehidupan yang lalu
Lihatlah apa yang Anda alami dikehidupan ini
Untuk mengetahui kehidupan yang akan datang
Lihatlah apa yang Anda perbuat dikehidupan ini
Ayat Penyaluran Jasa
Semoga pahala ini mengagungkan
Tanah suci para Buddha
Keatas membalas empat jasa
Kebawah menolong tiga alam penderitaan
Seandainya ada orang mendengar dan melihatnya
Sepenuh hati mengembangkan hati Bodhi
Setelah akhir hayat akan
Terlahir di Nirwana

Sumber : Majalah Harmoni No.23/02/IV/HAR/12, Buddha Bersabda Hukum Karma (Sebab Akibat), dan Memahami Mantra Dewa Bumi (Ilmu Untuk Mengubah Nasib).






Popular Posts