Pages

Sunday, September 25, 2016

Nilai Sebuah Baju Bekas - Motivasi Michael Jordan

Sumber foto : http://www.dongtw.com/nba-news/20160722/000322685.html
"Sama sama manusia, entah hitam putih tinggi pendek, namun yang membedakan nilainya adalah kesungguhannya dalam berusaha."
Dia berkulit hitam, lahir di daerah kumuh Brooklyn, New York, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi.
Suatu hari ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya, “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?”
Ia menjawab, “Mungkin USD 1.”
“Bisakah dijual seharga USD 2? Jika berhasil, berarti engkau telah membantu ayah dan ibumu."
“Saya akan mencobanya.”
Lalu dia membawa pakaian itu ke stasiun kereta bawah tanah dan menjual selama lebih dari enam jam, akhirnya ia berhasil menjual USD 2 dan berlari pulang.
Kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, “Coba engkau jual seharga USD 20?”
"Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling hanya USD 2."
Ayahnya berkata, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu?”
Akhirnya, ia mendapatkan ide. Ia meminta bantuan sepupunya untuk menggambarkan seekor Donald Duck yang lucu dan seekor Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Ia lalu menjualnya di sekolah anak orang kaya, dan laku USD 25.
Ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya degan harga USD 200?"
Kali ini ia menerima tanpa keraguan sedikit pun, kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farrah Fawcett berada di New York, sehabis konferensi pers, ia pun menerobos penjagaan pihak keamanan dan meminta Farrah Fawcett membubuhkan tanda tangan di pakaian bekasnya. Kemudian terjual USD 1500.
Malamnya, ayahnya bertanya,  “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian ini, apa yang engkau pahami?”
Ia menjawab “Selama kita mau berpikir pasti ada caranya.”
Ayahnya menggelengkan kepala, “Engkau tdk salah! Tapi bukan itu maksud ayah, ayah hanya ingin memberitahukanmu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya. Apalagi kita sebagai manusia? Mungkin kita berkulit gelap dan miskin, tapi apa bedanya?”
Sejak itu, ia belajar dengan lebih giat dan menjalani latihan lebih keras, dua puluh tahun kemudian, namanya terkenal di seluruh dunia.
Ia adalah MICHAEL JORDAN.

Tuesday, September 6, 2016

MENYELAMATKAN KEHIDUPAN BERARTI MENYELAMATKAN NYAWA SENDIRI

Sumber foto : http://stuffpoint.com/dogs/image/27087/four-dogs-in-a-grass-picture/
Dahulu kala, ada seorang tua baik hati bernama Chu Ping. Suatu hari dia pergi mengunjungi keluarganya. Di sana, keluarganya sedang menyeret keluar 4 ekor anak anjing. "Apa yang akan kau lakukan terhadap anak-anak anjing itu ?" Chu Ping bertanya. "Saya akan membuang mereka. Anjing kami melahirkan 4 ekor anak anjing, orang-orang berkata 4 ekor anak anjing dalam sekali persalinan adalah sial, jadi saya akan menyingkirkan mereka."

(Dalam bahasa Mandarin, angka 4/ si 四 , punya bunyi yang sama dengan kata mati/ si 死, sehingga masyarakat menganggap angka 4 adalah sial).

"Apakah kau mau memberikan mereka kepada saya?" Chu Ping kembali bertanya. "Itu kemauanmu. Silakan!" Maka Chu Ping menjadi pemilik 4 ekor anak anjing yang lincah. Dia rawat dengan baik dan tak lama mereka tumbuh menjadi 4 ekor anjing yang kuat dan sehat.
Suatu sore ketika Chu sedang duduk di rumah, ia mendengar suara seperti bisikan rumput di luar. Suara semakin mendekat dan semakin keras. Pertama-tama terdengar seperti bisikan, lalu semilir angin, kemudian terdengar seperti angin kencang yang bertiup melewati lembah!
Chu keluar menyelidiki, dan .... beberapa langkah dari pintu, ada seekor ular python besar! Tubuhnya seukuran roda.
Ia melihat sekeliling dengan ganas, matanya besar seperti menyihir, lidahnya merah menyala menjulur keluar, menggeliat. Lalu dia melihat Chu!
Seperti anak panah meluncur dari busur, dia menyergap lurus ke arahnya! Chu tak dapat bergerak.
Dia terlalu takut bahkan untuk bersuara. Kemudian, sewaktu dia seperti akan binasa.....keempat anjingnya datang bagai terbang ke arah ular tersebut. Mereka meloncat, tak takut pada monster yang mengerikan itu, menggonggong dan menyalak sambil menyerang dari 4 sisi. Keributan itu mengundang para tetangga. Tak ada yang berani mendekati, tetapi mereka semua bersorak untuk keempat anjing  yang berani itu dari kejauhan.
Dengan amat cepat, 2 ekor anjing telah menggigit leher dekat kepala, sehingga ular itu tak bisa menggigit mereka. Darah memancar dan sesaat kemudian, python besar itu mati.
Anjing-anjing itu memeriksanya sebentar, mengendus dengan hati-hati. Lalu dengan sikap merendahkan, mereka mengorek tanah dan melemparkan ke atas bangkai ular tersebut dan datang ke arah Chu dengan lidah terjulur ke luar, sambil menggoyang-goyangkan ekor mereka.
Semua tetangga bertepuk tangan ketika Chu Ping berjongkok menepuk anjing-anjingnya. Mereka menjilati lengan dan wajahnya.
"Siapa berkata 4 ekor anjing sekali lahir tidak beruntung?" Chu Ping bertanya pada anjing-anjingnya.
"Tak terpikir olehku ketika aku menyelamatkan kalian, suatu hari kalian juga akan menyelamatkan nyawaku!"

Moral Cerita
Kita tak pernah tahu, kapan dan apakah bencana atau keberuntungan yang akan datang berikutnya?  Tapi menyelamatkan nyawa makhluk lain berarti telah menanam benih karma baik, yang suatu saat akan berbuah.

Menyelamatkan kehidupan, berarti menyelamatkan nyawa sendiri.

Warisan Terbaik

Sebuah Renungan Motivasi

Sumber foto : http://wishesmessages.com/thank-you-messages-for-dad-thank-you-notes-for-father/
Pada detik-detik kematiannya, seorang pria, Tom Smith, memanggil anak-anaknya dan ia menasehati mereka untuk mengikuti jejak hidupnya sehingga mereka dapat memiliki ketenangan jiwa dalam semua hal yang mereka lakukan.
Putrinya, Sara, mengatakan, "Ayah, saya kecewa Anda meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun di bank. Para ayah yang lain yang Ayah katakan sebagai koruptor dan pencuri dana publik bisa mewariskan rumah dan properti untuk anak-anak mereka; kita bahkan tinggal dalam apartemen sewaan. Maaf, saya tidak bisa mengikuti jejak hidup Anda. Pergilah Ayah, biarkan kami mencari jalan hidup sendiri."
Beberapa saat kemudian, ayah mereka menutup mata untuk selama lamanya.
Tiga tahun kemudian, Sara pergi untuk wawancara pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional. Saat wawancara Ketua panitia bertanya, "Saudara ini punya nama Smith yang mana?" Sara menjawab, "Saya Sara Smith. Ayah saya adalah Tom Smith yang sudah meninggal". Ketua Panitia memotong, "Ya Tuhan, Anda ini putrinya Tom Smith?"
Dia berbalik bicara kepada anggota-anggota lain dan berkata, "Pak Smith ini adalah salah satu yang menandatangani formulir keanggotaan saya di Institut Administrator dan rekomendasinya tersebut membuat saya diterima bekerja di posisi saya sekarang ini. Dia melakukan semua ini dengan gratis. Saya bahkan tidak tahu alamatnya, dan dia tidak pernah tahu saya. Dia hanya melakukannya untuk keprofesionalan saya."
Dia lalu berbalik ke Sara, "Saya tidak punya pertanyaan untuk Anda lagi, Anda sudah mendapat pekerjaan ini. Silakan datang besok, semua surat penugasan Anda akan saya siapkan untuk Anda."
Setelah bertahun-tahun bekerja, Sara Smith menjadi Corporate Affairs Manager perusahaan dengan dua mobil dan drivernya. Apartment dua lantai disediakan sebagai kantornya, dan gaji besar di luar tunjangan dan biaya-biaya lainnya.
Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan, Pimpinan perusahaan datang dari Amerika mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dan mencari  penggantinya. Orang dengan kepribadian dan integritas yang tinggi adalah yang dicari. Lagi-lagi para konsultan perusahaan menominasikan Sara Smith.
Dalam sebuah wawancara, Sara Smith ditanya rahasia kesuksesannya.
Dengan air mata berlinang, dia menjawab, "Ayah telah membuka jalan bagiku. Hanya setelah ia meninggal, aku baru sadar bahwa dia secara finansial miskin tapi ia luar biasa kaya akan integritas, disiplin dan kejujuran".
Dia ditanya lagi, "Mengapa Anda menangis? Kan Anda sekarang bukan lagi sebagai seorang anak yang merindukan ayahnya yang sudah pergi dalam waktu yang lama?"
Dia menjawab, "Pada saat kematiannya, aku menghina ayah karena menjadi orang yang jujur dan berintegritas tinggi. Aku berharap dia akan memaafkanku dalam kuburnya sekarang. Aku sebenarnya tidak akan bisa sesukses ini. Ayah yang telah melakukannya untukku. Dan aku tinggal berjalan meraih suksesku".
Akhirnya dia ditanya, "Apakah Anda akan mengikuti jejak kaki ayahmu seperti yang ia dahulu minta?"
Dan Sara menjawab dengan sederhana, "Aku sekarang mengagumi Ayah, Aku memiliki foto besar yang tergantung di ruang tamu dan di pintu masuk rumahku. Dia layak memperoleh apa pun yang saya miliki setelah Allah"

Apakah Anda seperti Tom Smith?
Ia membayar mahal untuk membangun sebuah nama baik, buahnya tidak datang dengan cepat tetapi akan datang walaupun mungkin diperlukan waktu yang lama. Tapi buah itu akan berlangsung lebih lama lagi.

Moral cerita
Integritas, disiplin, kontrol diri, malu untuk berbuat jahat dan takut akan akibatnya membuat manusia jadi kaya, bukan rekening bank yang gemuk.

Tinggalkan warisan yang baik untuk anak-anak Anda

Kalau Bisa Bayar Kenapa Ambil yang Gratis?


Saya ingin berbagi cerita pendek yang menurut saya sungguh menyentil sanubari kita, terutama untuk orang Indonesia. Cerita ini saya dapatkan dari salah satu anggota grup chat yang membagikannya.
Berikut cerita untuk renungan :
Pengalaman orang Indonesia di Aussie :
Kalau Bisa Bayar, Kenapa Ambil yang Gratis!?
Sebagai salah satu dari 240 juta orang Indonesia, maka cara berpikir saya, tentunya tidak mungkin bisa terlepas dari pola pikir gaya Indonesia. Salah satunya adalah:  _”Kalau bisa gratis, kenapa harus beli?”_
Nah, saya dapat pelajaran baru disini, yang membuat saya tercenung dan merenung diri.
Sore Hari Roti Gratis
Awalnya dulu, saya tidak percaya, ketika ada teman dari Indonesia yang sudah lebih lama tinggal disini. Katanya, bahwa toko roti disini, tidak menjual roti yang sudah bermalam. Makanya kalau sudah sore, roti bisa diperoleh secara gratis. Tapi saya sama sekali tidak melihat ada yang antri untuk dapatkan roti gratis Padahal saya pernah saksikan di salah satu mall di Indonesia, pada jam 7 malam ada antrean yang panjaaang, karena roti dijual setengah harga. Nah, apalagi kalau dikasih gratis.
Pengalaman Dapat Roti Gratis
Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capucinno di Gloria Jeans Café yang capucinno-nya paling enak (menurut saya), kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko roti, untuk dipotongkan, sehingga nanti dirumah gampang, tinggal comot dan makan.
Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis, sambil berucap, ”It's free nothing to pay.”
“Are you sure?” kata saya.
Gadis remaja yang bertugas jualan disana, menjelaskan, bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand Shop untuk orang yang membutuhkan.
Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya. Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.
Ada Pembeli Lain Yang Lebih Membutuhkan
Belum selesai ngobrol dengan si mbak, tiba tiba ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Kelihatan si Pria adalah orang Australia, sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak, tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata ”No darling, please. We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it."
Wah... wah, merasa tersindir wajah saya panas… Egoisme saya melonjak kepermukaan, merasa tersindir dengan perkataannya. Dalam hati saya bergumam, ”Hmm saya ini dulu pengusaha tau”.
Tapi, syukur cepat sadar diri, nggak sampai terucapkan. Karena orang yang bicara suami ke istrinya, masa iya saya tiba-tiba nyelak ditengah-tengah? Hampir saja saya berbuat kesalahan. Karena toh mereka tidak omongin saya… Kalau saya merasa tersindir, itu salah saya sendiri.
Renungan diri
Hingga menjelang tidur, kata kata si Suami kepada istrinya masih tergiang ngiang rasanya, "We have enough money to buy... why do we have to pick up a free one."
Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata kata ini benar. Kalau semua orang yang mempunyai duit, ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh-sungguh membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi roti gratis.
Walaupun saya sesungguhnya mau membayar, namun si mbak yang nggak mau terima uang saya. Pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan.
Kalau kita sanggup beli. Jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya.
Sungguh sebuah kepedulian akan sesama yang diterapkan dengan sungguh sungguh hati.
Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis, tapi jarang ada yang ambil, Mereka lebih suka membeli. Bukan karena gengsi-gengsian, tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan.
Pelajaran yang sungguh sungguh memberikan inspirasi bagi diri saya.
Tuhan sudah memberikan berkat yang cukup untuk kita, tidak perlu lagi kita mengambil bagian berkat yang diperuntukkan bagi orang lain. Indahnya berbagi...

Have a nice day :)

Popular Posts