Pages

Tuesday, December 20, 2011

Kerikil Penentu Nasib

Alkisah, di suatu masa, tersebutlah seorang petani miskin yang tinggal di sebuah desa bersama putrinya yang jelita. Petani ini berutang sejumlah besar uang pada seorang lintah darat tua dan jelek. Kakek lintah darat ini menyukai putri si petani dan melamarnya. Ayah dan anak itu sangat kaget dan mengatakan akan memikirkannya terlebih dulu.
Karena si petani dan putrinya belum memberikan jawaban, kakek lintah darat itu datang menemui si petani. Ketiganya berdiri di tanah pertanian milik si petani yang ditutupi kerikil. Kakek lintah darat itu lalu berpura-pura bijak dan mengusulkan, biarkan nasib yang menentukan jawaban. Ia akan meletakkan sebuah kerikil putih dan sebuah kerikil hitam ke dalam kantong uang. Si putri harus mengambil salah satu dari kerikil tersebut. Jika yang terambil kerikil hitam, si putri akan menjadi istrinya dan ayahnya dibebaskan dari utang. Jika yang terambil kerikil putih, si putri tak perlu menikah dengannya dan utang ayahnya tetap dibebaskan. Jika si putri tidak memilih, ayahnya akan masuk penjara.
Sambil bicara, ia membungkuk dan mengambil 2 kerikil. Si putri yang bermata awas melihat kakek lintah darat itu mengambil 2 kerikil hitam dan memasukkannya masing-masing ke dalam 2 kantong. Ia lalu menyuruh si putri memilih salah satu kerikil tersebut. Bayangkan jika Anda berdiri di antara mereka. Apa yang akan Anda sarankan kepada putri tersebut? Ada 3 kemungkinan yang bisa diajukan. Pertama : menolak memilih kerikil. Kedua : menyuruh memperlihatkan kedua kerikil di dalam kantong tersebut terlebih dulu sebagai bukti kecurangan si kakek. Ketiga : berkorban demi ayahnya dan mengambil kerikil tersebut agar ayahnya bebas dari utang.
Dilema putri petani ini tak bisa diselesaikan dengan pikiran logis tradisional. Pikirkan akibatnya jika si putri memilih kerikil tersebut.
Ternyata si putri tak kalah cerdiknya. Ia memasukkan tangannya ke dalam kantong merogoh-rogohnya dan membiarkan kerikil jatuh di tanah. Kerikil itu segera berbaur dengan kerikil lainnya di tanah.
“Aduh, betapa gegabahnya saya,” katanya. “Tapi tidak apa-apa. Jika Bapak melihat ke dalam kantong yang satunya, Bapak pasti bisa menentukan kerikil yang saya pilih,” katanya.
Karena kerikil yang satunya kerikil hitam, kerikil yang dipilihnya pasti kerikil putih. Bisa dipastikan si lintah darat tidak berani mengakui kecurangannya. Si putri petani mengubah situasi yang tampak mustahil menjadi menguntungan untuk ayah dan dirinya.
Moral cerita :
Saat menghadapi masalah rumit, usahakan tetap tenang, waspada mencermati setiap situasi. Untuk masalah yang dibuat manusia, yang paling kompleks pun ada solusinya, jika kita mau berpikir dan berusaha.

No comments:

Post a Comment

please leave your comment...^^

Popular Posts