Tuesday, December 27, 2011
Cinta Tak Bersyarat
“Mom, Dad, saya sudah pulang. Saya ingin minta tolong. Saya ajak seorang teman untuk pulang ke rumah kita.”
“Oh, ya, tentu saja boleh. Kami ingin bertemu dengannya,” sahut orangtuanya.
“Tapi ada sesuatu yang ingin saya sampaikan. Dia terluka parah dalam perang, menginjak ranjau darat dan kehilangan lengan dan tungkainya. Dia tak tahu harus kemana dan saya ingin dia hidup bersama kita,” kata tentara muda tersebut.
“Maaf, Nak. Mungkin kita bisa membantunya untuk tinggal di tempat lain.”
“Jangan, Mom, Dad. Saya ingin dia tinggal bersama kita.”
“Nak,” kata ayahnya. “Kamu tidak sadar dengan apa yang kamu minta. Seseorang dengan cacat seperti itu akan menjadi beban yang mengerikan untuk kita. Kita punya kehidupan sendiri yang harus dijalani. Jangan lagi menambahkan sesuatu yang bisa menghambat kehidupan kita. Saya kira, kamu pulang saja dan lupakan pemuda itu. Dia akan bisa menemukan jalan untuk hidupnya sendiri.”
Si tentara itu menutup telepon tanpa mengatakan apa pun. Dan kedua orangtuanya tidak mendapat kabar dari anaknya. Beberapa hari kemudian, kedua orangtuanya tidak mendapat kabar dari anaknya. Beberapa hari kemudian, kedua orangtuanya menerima telepon dari kantor polisi San Francisco. Mereka diberitahu, putranya meninggal karena jatuh dari bangunan tinggi. Polisi menduganya sebagai bunuh diri.
Orangtua si tentara sangat sedih dan segera menuju San Francisco. Mereka diantar ke rumah jenazah putra mereka. Memang benar, itu adalah putra mereka. Mereka sangat kaget ketika menemukan, putra mereka hanya punya satu lengan dan satu tungkai.
Moral cerita :
Sebagian orang lebih suka berdekatan dengan orang rupawan. Tak suka direpotkan atau tak suka direpotkan atau tak suka dengan orang yang membuat kita tidak nyaman. Lebih suka menghindar dari orang-orang yang tidak sesehat, secantik, atau secerdas diri mereka. Mudah-mudahan kita tidak seperti mereka. Saat berdoa, jangan lupa memohon untuk memberi kita kekuatan yang diperlukan untuk menerima orang lain seperti apa adanya. Untuk membantu kita agar lebih pengertian dengan orang-orang yang berbeda dengan kita.
Labels:
Dhamma,
Mahayana,
wise stories
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Janganlah berbuat jahat Tanamlah sebanyak-banyaknya kebajikan Sucikan hati dan pikiran Itulah ajaran para Buddha Membunuh dan kar...
-
Pada suatu hari saat Sang Buddha berdiam di Anatapindika Jetavana Arama, pada waktu itu Ananda bertanya : Mengapa nasib /akibat Karma se...
-
Semasa hidup Sang Buddha, kota Savatthi merupakan ibukota kerajaan Kosala yang diperintah oleh Raja Pasenadi Kosala. Beliau, putra Maha ...
-
Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar mama dan papa berbicara tentang adik kecilnya, Georgi. Georgi sakit keras dan mereka...
-
Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Taiwan, seorang supir taksi yang sedang dalam perjalanan pulang ketika dia mendengar suara menakutka...
-
FYI, trenggiling adalah binatang pemakan serangga, terutama semut dan rayap. Seorang pejabat Tiongkok beserta beberapa kolega, ketika...
-
Lanjut lagi jalan-jalan ke Belitung - Day 3 Dari hari pertama liatnya pantai dan laut, sekarang mari kita jelahahi pesona lain di Pulau B...
-
Sebuah Renungan Motivasi Sumber foto : http://wishesmessages.com/thank-you-messages-for-dad-thank-you-notes-for-father/ Pada detik-de...
-
Saya ingin berbagi cerita pendek yang menurut saya sungguh menyentil sanubari kita, terutama untuk orang Indonesia. Cerita ini saya dap...
-
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak gadisnya yang tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai an...
No comments:
Post a Comment
please leave your comment...^^