Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny) |
Thursday, July 19, 2012
Seni Berbicara
Demikian pentingnya seni
berbicara, seorang guru besar yang bernama Yi Lin Fa Shi menceritakan kisah
seorang petani yang telah menolong seekor anak beruang yang tercebur di sebuah
selokan. Ibu beruang selalu mengingat budi petani itu. Karena itu, ketika desa
tempat tinggal petani mengalami kebanjiran dan petani mengungsi ke atas bukit,
bertemu kembali dengan keluarga beruang, mereka dengan senang hati memberikan
penginapan dan pelayanan yang baik untuk petani. Bahkan ibu beruang meminta maaf
apa bila ada pelayanan mereka yang tidak memuaskan. Petani mengatakan, bahwa
pelayanan mereka sangat baik tetapi ia tidak tahan dengan bau tubuh beruang
itu. Ibu beruang tidak marah, ia meminjam kapak petani dan memukul kepalanya
sendiri dengan kapak itu, kemudian mengembalikannya kepada petani. Selang beberapa
lama kemudian, saat mereka bertemu kembali dan petani bertegur sapa dengan
beruang itu, petani baru menyadari ternyata hati beruang itu terluka karena
perkataannya waktu itu.
Teman se-Dharma, dalam kehidupan
sehari-hari untuk mendapatkan simpatik, kita tidak hanya harus berbaik hati,
ringan tangan membantu orang lain, akan tetapi kita harus memperhatikan pula
cara berkomunikasi . Sungguh sayang, bila kita berbuat karma baik, akan tetapi
cara bicara kita menyakitkan orang, sehingga perbuatan baik kita diterima,
namuh orang tidak menghargai, bahkan membenci kita. Bila orang bersimpati
kepada kita, maka kita akan mudah mendapatkan dukungan, sehingga bertambahlah
jalan untuk sukses.
Orang yang berhati tidak baik
umumnya mudah mengobral janji dan berkata manis yang berlebihan. Jangan karena
serakah, kita terlena dan tidak melihat fakta, sehingga tertipu,
pandai-pandailah menyimak pembicaraan orang, apakah ia mempunyai maksud
tertentu? Demikianlah orang dapat tertipu karena ucapan yang manis, orang bisa
sakit hati karena kata-kata yang menyakitkan. Untuk itu ada 4 tips seni
berbicara :
Dalam menyampai maksud, bila
ekspresi lawan bicara tidak memperhatikan, maka jangan diteruskan.
Ketika menyampaikan maksud,
ciptakan kondisi yang menyenangkan.
Menyampaikan maksud kepada orang
lapangan atau orang yang sibuk, lebih baik to
the point/sesederhana mungkin.
Menyampaikan maksud kepada
pelajar harus mengunakan ilustrasi.
Sumber : Pencerahan Batin
oleh Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny).
Labels:
Dhamma,
Mahayana,
Suhu Benny,
wise stories
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Janganlah berbuat jahat Tanamlah sebanyak-banyaknya kebajikan Sucikan hati dan pikiran Itulah ajaran para Buddha Membunuh dan kar...
-
Pada suatu hari saat Sang Buddha berdiam di Anatapindika Jetavana Arama, pada waktu itu Ananda bertanya : Mengapa nasib /akibat Karma se...
-
Semasa hidup Sang Buddha, kota Savatthi merupakan ibukota kerajaan Kosala yang diperintah oleh Raja Pasenadi Kosala. Beliau, putra Maha ...
-
Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar mama dan papa berbicara tentang adik kecilnya, Georgi. Georgi sakit keras dan mereka...
-
Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Taiwan, seorang supir taksi yang sedang dalam perjalanan pulang ketika dia mendengar suara menakutka...
-
FYI, trenggiling adalah binatang pemakan serangga, terutama semut dan rayap. Seorang pejabat Tiongkok beserta beberapa kolega, ketika...
-
Lanjut lagi jalan-jalan ke Belitung - Day 3 Dari hari pertama liatnya pantai dan laut, sekarang mari kita jelahahi pesona lain di Pulau B...
-
Saya ingin berbagi cerita pendek yang menurut saya sungguh menyentil sanubari kita, terutama untuk orang Indonesia. Cerita ini saya dap...
-
Sebuah Renungan Motivasi Sumber foto : http://wishesmessages.com/thank-you-messages-for-dad-thank-you-notes-for-father/ Pada detik-de...
-
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak gadisnya yang tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai an...
No comments:
Post a Comment
please leave your comment...^^