Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny) |
Saturday, April 21, 2012
82 Wajah Tersenyum
Di sekolah anakku, hasil rapor
ditentukan dengan gambar wajah, wajah tersenyum untuk nilai yang baik dan wajah
menangis untuk nilai yang buruk. Pada suatu hari aku sangat kecewa melihat
rapor anakku banyak gambar wajah menangis. Meskipun aku kesal, marah, aku tidak
memarahi dan memukul anakku. Aku berkata kepadanya, “Anak pintar, mengapa
rapormu banyak gambar wajah menagis? Kamu jangan seperti papamu yang selalu
tidak serius dengan hidup, akibatnya meninggal dunia tertabrak mobil. Mami sangat
letih, namun mami tetap berjuang untuk membesarkanmu, karena kamu adalah
harapan mami.”
Tidak terasa, kini anakku telah
duduk di kelas II Sekolah Dasar. Pada suatu hari anakku menyambutku dengan
berlari dan memelukku. Ia berteriak, “Mami sudah pulang.” Sambil memeluknya aku
bertanya,” Mana buku pelajaran rumah dan rapormu? Berapa banyak wajah menangis
yang kau dapatkan?” Sambil memeluk wajahku dia menjawab, “Mami, mari kita
menghitung berapa banyak wajah tersenyum yang kudapatkan.” Mendengar dan
melihat wajah anakku saat menghitung, aku sungguh terharu. Kemudian ia bersorak
dengan gembira, “Mami, aku mendapat 82 wajah tersenyum.” Saat itu hujan deras
sekali, rumahku yang tua telah bocor. Anakku berlari ke belakang rumah sambil
berteriak, “Mami, aku yang mengambil ember.” Aku terharu dan mengeluarkan air
mata. Dengan terisak-isak aku menandatangani buku pekerjaan rumahnya. Dalam hati
aku berjanji, “Aku harus bekerja keras, agar dapat memberikan kesempatan kuliah
kepada anakku di kemudian hari.”
Teman se-Dharma yang berbahagia,
menghadapi kondisi yang sulit atau yang tidak menyenangkan, jangan melampiaskan
kemarahan dengan memukuli anak. Sampaikanlah keinginan dan harapan Anda
kepadanya dengan penuh kasih sayang. Yakinlah kondisi yang jelek pasti dapat
berubah. Semua itu tergantung bagaiman Anda menyikapi permasalahan hanya dengan
cinta yang tulus, penuh pengorbanan, tekun, maka esok matahari’kan muncul
kembali. Omitofo.
Sumber : Pencerahan Batin oleh Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Suhu Benny).
Labels:
Dhamma,
Mahayana,
Suhu Benny,
wise stories
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Janganlah berbuat jahat Tanamlah sebanyak-banyaknya kebajikan Sucikan hati dan pikiran Itulah ajaran para Buddha Membunuh dan kar...
-
Pada suatu hari saat Sang Buddha berdiam di Anatapindika Jetavana Arama, pada waktu itu Ananda bertanya : Mengapa nasib /akibat Karma se...
-
Semasa hidup Sang Buddha, kota Savatthi merupakan ibukota kerajaan Kosala yang diperintah oleh Raja Pasenadi Kosala. Beliau, putra Maha ...
-
Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar mama dan papa berbicara tentang adik kecilnya, Georgi. Georgi sakit keras dan mereka...
-
Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Taiwan, seorang supir taksi yang sedang dalam perjalanan pulang ketika dia mendengar suara menakutka...
-
FYI, trenggiling adalah binatang pemakan serangga, terutama semut dan rayap. Seorang pejabat Tiongkok beserta beberapa kolega, ketika...
-
Lanjut lagi jalan-jalan ke Belitung - Day 3 Dari hari pertama liatnya pantai dan laut, sekarang mari kita jelahahi pesona lain di Pulau B...
-
Sebuah Renungan Motivasi Sumber foto : http://wishesmessages.com/thank-you-messages-for-dad-thank-you-notes-for-father/ Pada detik-de...
-
Saya ingin berbagi cerita pendek yang menurut saya sungguh menyentil sanubari kita, terutama untuk orang Indonesia. Cerita ini saya dap...
-
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak gadisnya yang tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai an...
No comments:
Post a Comment
please leave your comment...^^