Pages

Monday, January 2, 2012

Gao Ming De Jian Fei Yi Sheng : Dokter Diet yang Cerdik (Tidak Mudah Putus Asa)

Ada seorang saudagar yang kaya-raya di negeri China pada zaman dahulu kala. Setiap hari ia tidak perlu mengerjakan pekerjaan kasar, karena ada pembantu yang sudah digaji olehnya. Bahkan, urusan rumah dan urusan pekerjaannya, ia tidak perlu berpikir keras karena ada sekretaris yang digaji mahal untuk memikirkan semua pekerjaan dan mengatur pekerjaan dengan baik. Tiap hari kerjanya cuma bermain, makan, dan minum. Karena itu, tubuhnya sangat gemuk dan menderita obesitas. Untuk jalan kaki saja ia sudah susah melakukannya. Sudah sampai kondisi demikian baru ia menyadari bahwa ia perlu diet. Maka, ia pergi ke dokter diet yang sangat terkenal saat itu untuk menanggulangi masalah berat badannya.
Saudagar kaya itu bertanya kepada dokter ahli diet, “Saya sudah segemuk ini, untuk jalan saja saya sudah hampir tidak mampu. Untuk menarik napas pun rasanya sudah sesak dan berat. Karena itu, saya datang menemuimu ingin serius menjalani diet. Namun, masalahnya saya tidak tahan meninggalkan kebiasaan makan enak seperti yang setiap hari saya lakukan. Apakah dokter punya cara yang terbaik untuk program diet saya? Saya sudah sangat menderita karena kegemukan karena itu tolonglah saya mengatasi penderitaan ini dengan cara terbaik tanpa saya harus meninggalkan makanan yang enak-enak tersebut. Saya punya banyak uang di rumah, jika kamu berhasil menolong saya untuk diet maka saya akan memberimu uang yang banyak!”
Dokter ahli diet itu pun memeriksa seluruh badannya dengan teliti lalu berkata, “Saya tahu kamu punya banyak uang dan bisa membayar saya dengan uangmu, saya tidak sanggup menyembuhkanmu. Masalahnya adalah bahwa kamu bukan hanya menderita obesitas yang parah, tetapi juga sudah mempunyai penyakit yang berat. Sungguh sudah tidak mungkin disembuhkan. Saya jamin hidupmu paling lama tinggal empat puluh hari lagi!”
Saudagar kaya itu mulai takut setelah mendengar apa yang dikatakan oleh dokter ahli tersebut. Berita itu bagai petir yang menyambarnya di siang bolong baginya, sehingga membuat hatinya gelisah dan tidak bisa melupakan perkataan dokter itu. Ia pun pulang dengan sedih karena mengetahui bahwa hidupnya tinggal empat puluh hari lagi. Sesampainya di rumah, ia langsung merebahkan diri di ranjangnya. Ia tidak ingi makan dan minum, bahkan ketika memejamkan mata untuk tidur pun ia tidak bisa tidur. Jika bangun pagi ia terus mondar-mandir karena hatinya gelisah dan takut menghadapi hari kematiannya yang semakin mendekat. Tiap hari ia jalan mondar-mandir tanpa henti. Jika capek, ia naik ke ranjang dan berbaring. Makan tak enak, minum pun tak terasa lega. Tiap hari ia makan sangat sedikit dan tidak ada selera lagi minum yang enak. Orang-orang di rumahnya tidak seorang pun yang bisa membujuknya agar mau makan dan minum. Baginya semua makanan dan minuman tidak lagi membuatnya berselera untuk menikmatinya. Tiap hari ia menghitung hari. Setelah tiga puluh hari lebih, daging dan lemak di tubuhnya merosot drastis. Pada hari ketiga puluh sembilan ia menyiapkan baju termahal yang pernah dimilikinya, sepatu  yang terbaik yang ia punyai, lalu setelah mandi sebersih mungkin ia mengenakan semua itu untuk menghadapi hari kematiannya.
Pada hari keempat puluh, ia berbaring di tempat tidurnya untuk menghadapi hari kematiannya. Keringat deras membasahi bajunya. Karena walaupun sudah empat puluh hari mempersiapkan hari kematiannya, ia masih takut menghadapi detik-detik malaikat maut menjemputnya. Ia memejamkan mata di atas ranjang dengan hati yang gelisah walau sudah sebisa mungkin menenangkan diri. Karena takut dan lelah menunggu, ia pun tertidur pulas.
Keesokkan harinya, hari keempat puluh satu, ia bangun dan mendapati bahwa tubuhnya segar dan kematian tampak masih enggan menghampirinya. Karena tiu, ia merasa bahwa dokter diet itu telah menipunya mentah-mentah. Ia pun marah dan mendatangi dokter diet itu. Dengan emosi tinggi ia berkata kepada dokter, “Dokter bilang saya hanya akan hidup empat puluh hari lagi dan sekarang sudah hari keempat puluh satu, ternyata saya masih hidup bahkan saya rasa tubuh saya baik-baik saja. Kamu sungguh kurang ajar karena telah berani-beraninya menipu saya!”
Dokter diet itu pun sambil tertawa menjawabnya, “Bukankah kamu ingin diet untuk mengurangi daging dan lemak dalam tubuhmu? Saat itu saya hanya melihat bahwa obat terbaik untuk membuatmu benar-benar melakukan diet adalah pernyataan bahwa kamu akan mati dalam empat puluh hari. Lihatlah hasilnya, kamu sekarang sudah langsing dan jauh lebih lincah!”
Moral Cerita :
Dokter diet tersebut benar-benar hebat. Ia tampaknya sudah tahu bahwa jika saudagar kaya itu disarankan untuk diet dengan metode yang biasa, pasti tidak akan berhasil karena ia sulit mengontrol nafsu makannya dan tidak mau berolahraga. Pernyataan dokter itu membuatnya gelisah dan selera makannya pun hilang. Hasilnya sungguh nyata. Selalu ada jalan untuk mengatasi suatu masalah dan orang bijak tidak pernah mudah putus asa mencari jalan tersebut.

No comments:

Post a Comment

please leave your comment...^^

Popular Posts